Welcome to my blog :)

rss

Sabtu, 30 Juni 2012

INFO BISNIS

KITA SIBUK COBA LUANGKAN WAKTU BACA INFO INI BISA DAPAT UANG PASTI BISAS
http://www.RahasiaWebsitePemula.com/?id=puris
DENGAN KETEKUNA  KITA PASTI AKAN MENDAPAT KAN HASIL SUDAH TERBUKTI

Minggu, 10 Juni 2012

CARA SEHAT UTK DIABET

Pola Makan 3J untuk Penderita Diabetes

Pola Makan 3J untuk Penderita Diabetes
Penderita diabetes atau kencing manis biasanya mengalami gejala rasa lapar berlebihan. Setiap orang yang merasa lapar biasanya cenderung makan yang banyak.
Bagi seorang penderita diabetes atau kencing manis (biasa disebut dengan diabetisi) harus berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan. Makan yang berlebihan dalam satu kali makan akan memicu naiknya kadar gula darah yang sangat tinggi, apalagi jenis makanannya banyak mengandung karbohirat.
Seorang penderita diabetes diperbolehkan makan seperti orang normal lain (bukan diabetisi), akan tetapi diharuskan dapat mengendalikan baik dalam hal jadwal makan, jumlah yang dimakan dan jenis makanan yang dikonsumsi.
Ada petunjuk pola makan bagi penderita diabetes atau kencing manis yaitu 3J yaitu singkatan dari Jadwal, Jumlah dan Jenis.
Pola makan 3J yang harus dipahami dan diingat oleh para penderita diabetes dalam mengatur pola makan sehari-hari yaitu:
1. Jadwal
Pengaturan jadwal bagi penderita diabetes biasanya adalah 6 kali makan. 3 kali makan besar dan 3 kai selingan. Adapun jadwal waktunya adalah sebagai berikut;
a. Makan Pagi (jam 07.00)
b. Snack I (jam 10.00)
c. Makan siang (13.00)
d. Snack II (jam 16.00)
e. Makan malam (jam 19.00)
f. Snack III (jam 21.00)
Usahakan makan tepat pada waktunya, karena apabila telat makan, akan terjadi hipoglikemia (rendahnya kadar gula darah) dengan gejala seperti pusing, mual, dan pingsan. Apabila hal ini terjadi segera minum air gula.
2. Jumlah
Perhatikan jumlah/porsi makanan yang anda konsumsi. Prinsip jumlah makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah porsi kecil dan sering, artinya makan dalam jumlah sedikit tetapi sering. Adapun pembagian kalori untuk setiap kali makan dengan pola menu 6 kali makan adalah sebagai berikut ;
a. Makan Pagi (20%) – maksudnya 20% dari total kebutuhan kalori sehari
b. Snack I (10%)
c. Makan siang (25%)
d. Snack II (10%)
e. Makan malam (25%)
f. Snack III (10%)
3. Jenis
Jenis makanan menentukan kecepatan naiknya kadar gula darah. Kecepatan suatu makanan dalam menaikkan kadar gula darah disebut juga indeks glikemik. Semakin cepat menaikkan kadar gula darah sehabis makan tersebut dikonsumsi, maka semakin tinggi indeks glikemik makanan tersebut. Jadi, hindari makanan yang berindeks glikemik tinggi seperti sumber karbohidrat sederhana, gula, madu, sirup, roti, mie dan lain-lain.
Makanan yang berindeks glikemik lebih rendah adalah makanan yang kaya dengan serat. Contohnya sayuran dan buah-buahan.
Baca juga artikel tentang Apa itu Glikemik Indeks (GI) dan Manfaatnya?

ATASI DIABET

Melawan Diabetes Atau Kencing Manis dengan Buah Pare

Melawan Diabetes dengan Buah Pare
Melawan Diabetes atau Kencing Manis dengan Buah Pare | Dua dasawarsa ini pertumbuhan penyakit diabetes atau kencing manis dunia semakin cepat dan terbesar terjadi di Asia Pasifik (Dr Clive Cockram, Ketua Asia Pasifik Tipe 2 Diabetes Mellitus Policy Group). Kenyataan ini memberi dampak besar terhadap konsekuensi sosial ekonomi regional.
Selama ini lebih dari 90 persen kasus penyakit diabetes atau kencing manis bukan turunan (diabetes mellitus Tipe 2) terjadi pada kelompok usia baya dan tua. Namun, sekarang diabetes atau kencing manis juga banyak menimpa anak, remaja, dan warga kurang mampu. Penyebab utamanya adalah karena pola hidup dan makan yang kurang sehat dan kurang berolahraga/gerak. AS, Rusia, Jepang, Pakistan, dan Indonesia, termasuk negara yang tengah memikul ancaman itu.
penyakit diabetes atau Kencing manis tergolong penyakit menahun. Tubuh kita membutuhkan insulin yang membantu memasukkan gula ke dalam sel dalam jumlah yang mencukup, untuk itu diperlukan obat atau insulin tambahan. Selama insulin tubuh hanya bisa memadai dengan bantuan obat atau tambahan suntikan insulin sudah tentu akan membawa dampak ekonomi si pasien, selain efek sampingnya.
Khasiat Buah Pare untuk Mengobati Penyakit Diabetes atau Kencing Manis
Khasiat buah pare (momordica charantia) sebagai obat di Cina sudah dicatat Li sejak tahun 1578. Awalnya sebagai tonikum, obat cacing, obat batuk, antimalaria, seriawan, penyembuh luka, dan penambah nafsu makan. Ratusan riset di banyak negara yang berkembang kemudian menyingkap buah pahit ini berefek menurunkan kadar gula darah (hypopglycemic effect) pada kelinci sehat maupun yang sudah dibuat berpenyakit gula.
Riset serupa di Jerman, Inggris, India, Jepang, Thailand, dan Malaysia mempertegas zat berkhasiat pare sebagai antidiabetes. Buah pare yang belum masak mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol (antioxidant kuat), serta glikosida cucurbitacin, momordicin, dan charantin.
Untuk menemukan kandungan zat berkhasiat lain dalam buah pare, analisis phytopharmaca buah pare sudah banyak dikerjakan. Sejak lama pare digunakan juga sebagai anti-kanker, anti-infeksi, dan dalam tahun-tahun belakangan terungkap pula kalau pare berkhasiat sebagai anti-AIDS (Riset Zhang 1992; Eric von Wettberg, 1998; TB Ng 1995; dan Sylvia Lee-Huang 1995). Efek buah pare sebagai anti-virus HIV terletak pada kandungan protein momorcharin alfa dan beta, atau pada protein MAP30 (Momordica Antiviral Protein 30).
Efek pare dalam menurunkan gula darah pada hewan percobaan bekerja dengan mencegah usus menyerap gula yang dimakan. Selain itu diduga pare memiliki komponen yang menyerupai sulfonylurea (obat antidiabetes paling tua dan banyak dipakai). Obat jenis ini menstimulasi sel beta kelenjar pancreas tubuh memproduksi insulin lebih banyak, selain meningkatkan deposit cadangan gula glycogen di hati. Efek pare dalam menurunkan gula darah pada kelinci diperkirakan juga serupa dengan mekanisme insulin.
Dari begitu banyak riset pare sebagai penurun gula darah, ada benang merah bahwa dalam menurunkan gula darah, pare memiliki lebih dari satu mekanisme. Lebih dari itu, penelitian pare di Jerman berhasil menemukan dosis efektif penurun gula darah pare pada kelinci sehat sebesar 0,5 gram/ kg berat badan, dan 1-1,5 gram/kg berat badan untuk kelinci yang sengaja dibikin kencing manis.
Apakah dosis terapi pare pada manusia setara dengan dosis terapi pada kelinci, hingga kini belum seluruhnya jelas. Namun, pemakaian dosis pare yang berlebihan perlu dipertimbangkan, apalagi jika penggunaannya digabung dengan obat antidiabetes dari dokter. Penggunaan saripati pare pada ibu hamil, anak-anak, dan orang-orang yang kadar gula darahnya cenderung rendah, tidak dianjurkan, sebab bisa membahayakan.
Melihat potensi buah pare sebagai anti-diabetes, bagi pasien diabetes pare membuka cakrawala baru. Selain pada kencing manis turunan, pare terutama bermanfaat bagi pasien diabetes Tipe 2, jenis diabetes atau kencing manis bukan turunan yang terbanyak mengisi populasi diabetes dunia. Termasuk bagi warga tak mampu di Indonesia.
Dunia menaruh harapan pada buah pare sebagai anti-diabetes oleh karena obat kimiawi tidak lebih aman dan lebih murah dibandingkan obat alami seperti buah pare. Di Amerika dan Eropa, kencing manis menyedot 10 persen anggaran kesehatan nasional.
Sementara itu, dalam pilihan terapi apa pun, kini dunia semakin condong beralih seberapa bisa mencari khasiat obat yang berasal dari alam (phytopharmaca). Pertimbangannya, efek samping obat dari alam umumnya tidak seburuk obat sintetis. Namun, persoalannya tetap saja bahwa penelitian bahan alam untuk dijadikan obat pun sama petik dan makan ongkos seperti temuan untuk sebuah obat sintetis.